السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
muqoddimah
Yang terhormat Ketua
Yayasan Nurul Irfan Cilangkap
Yang terhormat Ketua
komite MTs. Al-Irfan
Yang terhormat para
tenaga pendidik dan kependidikan MTs. Al-Irfan
Terutama para rekan-rekan
panitia yang saya banggakan, yang telah bekerja siang dan malam guna
terlaksananya acara ini. Semoga apa yang mereka lakukan bernilai ibadah di sisi
Allah. Amiin.
Para tamu undangan,
Orangtua siswa yang saya hormati
Dan juga Anak-Anakku
siswa/I kelas IX MTs. Al-Irfan yang saya cintai.
Puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat,
hidayah dan taufik-Nya sehingga kita bisa hadir dalam acara Prosesi wisuda dan
pelepasan/ perpisahan kelas IX siswa/I MTs. Al-Irfan.
Sholawat serta salam
tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang telah
menuntun, membimbing dan mendidik kita menuju jalan agama yang haq yaitu dinul
Islam.
Hadirin yang saya
hormati,
Pada kesempatan yang
berbahagia ini, izinkan saya untuk menyampaikan pidato akhir tahun pelajaran
2017/ 2018 diawali dengan sebuah cerita yang saya kutip dari berbagai media
social, yang sempat menjadi viral beberapa tahun lalu.
Kisah nyata ini terjadi
di Negara Jordania dan dipublikasikan pertama kali di media Malaysia.
Berawal di sebuah gedung pengadilan,
duduklah seorang paruh baya di kursi pesakitan dengan statusnya sebagai
terdakwa.
Sementara itu, di depan
berjajar anak-anak muda dengan seragam toga dan simare warna kebanggaannya.
Mereka adalah majlis hakim yang sedang mengadili siterdakwa dengan tuduhan
telah menghukum murid yang tidak disiplin.
Akibat laporan dan
tuduhan dari orangtua murid, si terdakwa yang menjadi guru anaknya terpaksa
harus bolak balik masuk gedung pengadilan untuk mengurus kasus tersebut.
Minggu demi minggu dan
bulan demi bulan dengan sabar si terdakwa selalu hadir dalam setiap
persidangan.
Pada setiap persidangan, Majlis
hakim dan jaksa penuntut umum memperlakukan si terdakwa ini seperti biasa, sama
dengan terdakwa yang lainnya. Dalam memanggil sibapak paruh baya inipun, majlis
hakim memanggilnya dengan sebutan “Saudara Terdakwa”.
Singkat cerita, tibalah
dipenghujung persidangan,- Dimana Majlis hakim harus membacakan putusan dengan
berbagai pertimbangan dari bukti-bukti yang diajukan oleh jaksa dan penasihat
hukum terdakwa.
Dengan menimbang dan
menganalisa bukti-bukti yang ada ditambah dengan keyakinan majlis hakim maka
putusan pengadilan MEMBEBASKAN SITERDAKWA ini dari segala tuntutan. Semua orang
bergembira, si terdakwa pun langsung sujud syukur dan menagis bahagia. Setelah
berlarut-larutnya sidang, akhirnya majlis hakim membebaskannya dari segala
tuntutan.
Setelah palu diketuk,
yang pertanda sidang pengadilan sudah ditutup.
Sang Hakim dan Jaksa
penuntut umum membuka toga kebanggaan mereka seraya menghampiri bapak paruh
baya yang menjadi terdakwa tadi.
Dua pemuda yang menjadi
Hakim dan Jaksa penuntut tadi langsung mencium tangan si bapak tersebut sambil
mengucapakan salam.
Sejenak suasana menjadi
hening, semua orang terheran-heran apa yang dilakukan sang hakim dan jaksa itu.
Kemudian setelah beberapa
saat,- sang hakim dengan rasa gembira dan terharu mengatakan:
Bapak, mungkin bapak
sudah lupa dengan saya karena banyaknya murid yang telah merasakan didikan dan
ilmu dari bapak.
Saya yang menjadi hakim dan
jaksa pada persidangan bapak, adalah murid bapak saat di Madrasah.
Saya dahulu pernah
melanggar aturan sewaktu di madrasah dan bapak pernah menghukum saya. Tapi
dengan hukuman itulah saya menjadi sadar dan tidak mengulangi kesalahan saya.
Hingga akhirnya saya menjadi seorang Hakim.
Jika saja pada saat itu
bapak berdiam diri, mungkin saya akan terus larut dalam kesalahan dan tidak
akan pernah memiliki profesi saya seperti sekarang ini.
Disaat persidangan
berlangsung, saya memanggil dengan sebutan “saudara terdakwa”, karena bapak
juga yang mengajari kepada saya agar bersikap ADIL.
Bapak diputus BEBAS bukan
karena bapak mantan guru saya, tapi karena bapak bebas karena bukti yang diajukan
tidak kuat. Dalam persidangan saya perlakukan bapak seperti terdakwa lainnya.
Dan itupun yang dahulu bapak ajarkan kepada saya bahwa manusia sama
kedudukannya di depan hokum.
Sekarang persidangan
telah usai, maka wajib bagi saya untuk memperlakukan bapak layaknya orang tua
saya, guru saya yang telah mendidik dan memberikan ilmu hingga saya menjadi
sukses.
Singkat cerita, si bapak
yang menjadi terdakwa tadi diajak untuk berkunjung ke rumah sang hakim dan
jaksa,- hingga mereka banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman selama
berpisah.
Para hadirin yang saya
hormati,
Kisah singkat tadi
memberikan hikmah kepada kita, dan pasti kita alami dengan cerita-cerita
pribadi masing-masing.
Cobalah kita renungkan
sejenak masa-masa kita berada di sekolah, mungkin kita pernah mendapatkan
hukuman dari guru kita, mungkin kita pernah mendapatkan penghargaan juga. Atau
sewaktu di sekolah kita nakal, bolos atau kita rajin.
Yang pasti, sekarang kita
hanya bisa merasakan segala akibat apa yang kita lakukan sewaktu dahulu kala.
“Guru bukanlah orang
hebat, namun semua orang hebat berkat pengabdian guru”
Kisah inspiratif yang
tadi juga mungkin akan saya dan rekan-rekan guru alami kepada anak-anak kita
kelas IX ini, tentunya dengan cerita yang berbeda.
Kita tidak tahu anak-anak
kita yang duduk sebagai wisudawan dan wisudawati pada hari ini nantinya
berprofesi sebagai apa. Yang bisa kita lakukan saat ini adalah mendidik dan
mengajarkannya serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan
bakat dan minatnya.
Itu pula yang kami
lakukan di MTs. Al Irfan ini dan itu pula yang menjadi tanggung jawab kami
sebagai guru di Madrasah ini.
MTs. Al-Irfan selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam upaya mendidik siswa/i
nya.
Saya dan juga guru-guru
di MTs. Al-Irfan ini, semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang standar
dengan Pelayanan Pendidikan Nasional.
Melalui kegiatan belajar
mengajar, kita sudah menggunakan berbagai media pembelajaran, yang mungkin
disebagian sekolah setingkat belum menggunakannya.
kegiatan ekstrakurikuler
di MTs. Al-Irfan saya yakin lebih komplit atau lebih banyak kegiatan
ekstrakurikulernya dibandingkan dengan sekolah-sekolah setingkat yang ada di
Kecamatan Karangnunggal ini.
Kegiatan pembiasaan yang
setiap hari kita jalankan di bawah bimbingan guru, tadarus sebelum belajar,
sholat duha sebelum istirahat dan shulat zuhur sebelum pulang.
Pelayanan pendidikan
tersebut selalu kita jaga konsistensinya dan kita evaluasi disetiap tahun untuk
mengadakan peningkatan ditahun-tahun ke depan.
Para hadirin dan hadirat
yang saya hormati,
Untuk Selanjutnya,
dipenghujung tahun pelajaran ini, seperti tahun-tahun biasanya, kita dihadapai
dengan adanya sebuah acara pelepasan atau perpisahan kelas IX karena mereka
telah selesai menempuh pendidikan di MTs. Al-Irfan.
Maka dari itu saya
sebagai kepala MTs. Al-Irfan, ingin mengungkapkan isi hati saya kepada mereka
yang sebetar lagi akan meninggalkan Madrasah yang kita cintai ini.
Anak-anakku siswa/I kelas
IX yang saya cintai, tidak terasa 3 tahun lamanya kita berkumpul disini. Tentu
waktu 3 tahun yang terlewati itu terisi dengan suka dan duka yang kita alami.
Tiga tahun juga saya dan
guru-guru di MTs. Al-Irfan ini memiliki kewajiban untuk mendidik kamu semua.
Kewajiban yang harus kami pertanggung jawabkan bukan hanya kepada orang tua
kamu, tapi juga harus kami pertanggung jawabkan di hadapan Allah yang maha
kuasa. Karena saya dan juga guru-guru sangat sadar, ketika orang tua kamu 3
tahun lalu menyerahkan kamu semua kepada kami di MTs. Al-Irfan ini, maka kami
adalah juga menjadi orang tua kamu semua.
Saya dan guru-guru
memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan kamu, akhlak kamu,
perilaku dan juga pengetahuan kamu.
Karena itu kami yang
pertama kali sangat sedih, menjerit hati ini jika kami mendapatkan kamu semua
tidak sesuai dengan apa yang telah kami ajarkan, tidak sesuai dengan apa yang
kami didikkan kepada kamu selama di MTs. Al-Irfan ini.
Namun sebaliknya, kami
juga akan sangat bangga jika kamu semua dapat menerima dan melaksanakan apa
yang telah kami ajarkan dan kami didik kepada kamu.
Anak-anakku, siswa/I
kelas IX yang saya cintai,
Saya dan juga guru-guru
di sini yakin bahwa kamu adalah anak-anak yang baik,
Yang selalu mengikuti
segala apa yang telah diberlakukan di MTs. Al-Irfan ini
Yang selalu mengikuti apa
yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh guru-guru kamu di sini.
Yang telah mengikuti apa
yang telah menjadi pembiasaan yang senantiasa dilaksanakan oleh adik-adik kamu
setiap hari di sini.
Dengan jujur saya katakan,
sekali lagi Dengan Jujur saya katakan BAHWA SELAMA MTs. Al Irfan ini berdiri
dari tahun 2007 baru ditahun inilah saya mendapatkan siswa/I MTs. Al Irfan yang
TERBAIK AKHLAKNYA. Terutama siswa/I kelas IX yang ada di hadapan saya.
Memang ada beberapa siswa
yang masih kurang disiplin dan nakal,- akan tetapi kenakalan mereka relative
masih dalam batas-batas kewajaran di masa transisi dari anak-anak menjadi
remaja.
Anak-anakku, siswa/I
kelas IX yang saya cintai,
Setelah nanti kamu keluar
dari ruangan ini, maka lepas juga kewajiban yang telah diberikan orang tua kamu
kepada kami. Kewajiban untuk mengajar dan untuk mendidik kamu. Semua tanggung
jawab yang selama 3 tahun yang kami emban, kami kembalikan kepada orang tua
kamu.
Kami tidak akan lagi
mengajar kamu, kami tidak lagi mendidik kamu, kami tidak lagi memberikan
pembiasaan kepada kamu secara langsung.
Namun yakinlah bahwa doa
kami sebagai guru sebagai orangtua, akan terus kami panjatkan agar kamu menjadi
anak yang berguna bagi agama dan bangsa.
Anak-anakku, siswa/I
kelas IX yang saya cintai,
Pada kesempatan kali ini
juga izinkanlah saya dan juga guru-guru di MTs. Al-Irfan untuk meminta maaf
yang sebesar-besarnya. Selama kami diberikan kewajiban mendidik kamu, mungkin
ada hal-hal yang sangat menyakitkan hati kamu, baik melalui perkataan, atau
melalui tindakkan, sehingga hati kamu merasa tersakiti,- saya atas nama
pimpinan MTs. Al-Irfan, dan juga atas nama pribadi memohon pintu maaf yang
sebesar-besarnya.
Selamat jalan anakku, selamat
jalan kebanggaanku,
Jagalah nama baikmu,
jagalah nama baik orangtuamu dan jagalah nama baik sekolahmu ini.
Selamat berpisah, doa
kami semua selalu menyertaimu
Semoga kamu menjadi anak
yang sholeh dan sholehah. Amiin
Kepada orang tua siswa/I
kelas IX
Tepat pada hari ini, saya
dan juga guru-guru di Madrasah Tsanawiyah ini MENGEMBALIKAN apa yang menjadi
kewajiban kami, yang telah bapak/ ibu percayakan kepada kami 3 tahun lalu yaitu
untuk mendidik putra/I ibu/ bapak.
Kami mohon dibukakan
pintu maaf yang sebesar-besarnya, jika 3 tahun kepercayaan yang diberikan
kepada kami tidak sesuai hasilnya dengan apa yang diharapkan ibu/bapak. Mungkin
itu semua semata-mata kehilapan kami.
Dan kami mohon maaf,
apabila selama mendidik putra/I ibu/ bapak, kami pernah melakukan tindakkan
yang tegas, memberikan hukuman kepada mereka, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Mungkin itu semua karena kami merasa mereka adalah anak kami.
Kami juga sangat
mengharapkan agar putra/I ibu/ bapak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi lagi.
kepada Tenaga Pendidik
dan kependidikan MTs. Al-Irfan
Rekan-rekan guru dan tenaga
kependidikan di MTs. Al-Irfan, kita semua di madrasah ini adalah ujung tombak
dari sebuah proses pendidikan. Peran bapak dan ibu guru di MTs. Al Irfan ini
sangat menentukan keberhasilan siswa/I, sangat menentukan masa depan mereka,
sangat menentukan kemajuan agama dan bangsa kita.
Saya sering menyampaikan
sebuah adagium :
“Jika seorang dokter
melakukan malpraktek (Kesalahan praktek), maka yang menjadi korban adalah
seorang pasien,- namun jika guru melakukan malpraktek, maka yang menjadi korban
adalah satu generasi atau lebih”.
Saya menyadari begitu
berat tanggung jawab menjadi seorang guru, tanggung jawabnya bukan hanya kepada
orang tua dan masyarakat saja, namun juga tanggung jawab kelak diakhirat di
hadapan Allah SWT.
Maka dari itu saya
berpesan kepada tenaga pendidik dan kependidikan MTs. Al-Irfan, jadilah anda
semua seorang guru yang memiliki sikap professional, bertanggung jawab,
berdedikasi tinggi dan beretos kerja tinggi.
Jadikanlah MTs. Al Irfan
ini sebagai ladang amal kita untuk bekal diakhirat nanti, jangan hanya
menjadikan MTs. Al-Irfan sebagai ladang AMWAL (tempat mencari materi) saja.
Wabil khusus untuk
guru-guru yang telah berstatus sebagai guru professional, lebih khusus lagi
untuk pribadi saya.
Malu lah kita, apabila
kita dapatkan kinerja kita SAMA dengan mereka yang belum berstatus
professional.
Malu lah kita dengan
selembar sertifikat keprofesionalan kita, yang terkadang kita banggakan, apabila
kita lebih disibukkan dengan urusan pribadi dari pada urusan sekolah kita.
Kinerja Kita harusnya
menjadi prototype, menjadi contoh dan menjadi teladan bagi rekan kerja kita
yang lainnya.
Semua ini agar semua yang
kita dapatkan menjadi HALAL dan PENUH KEBERKAHAN.
Kepada anda yang belum
sadar dengan kewajiban profesi anda.
Demikian kata-kata saya
pada acara wisuda dan pelepasan kelas IX siswa/I MTs. Al-Irfan di tahun 2018
ini.
Saya mohon maaf apabila
dalam pidato saya ini ada kata-kata yang salah atau menyinggung perasaan
hadirin semua.
Akhirul kalam billahi
taufik wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb.