I.
LATAR
BELAKANG
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah”.(QS: 3:110).
Gerakan
revolusi mental yang dilontarkan pemerintah di tengah-tengah
termarginalisasinya sendi-sendi norma, etika dan spirit agama telah membawa
angin segar dan peluang bagi kita untuk berusaha membuat suatu inovasi demi
tercapainya perubahan mental generasi bangsa ini. Revolusi mental hanya dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan. Penanaman nilai-nilai keagamaan sedini
mungkin kepada generasi bangsa baik itu di lingkungan formal maupun non formal
sebuah usaha untuk membidani lahirnya generasi yang bermental baik harus
ditanggapi dengan positif.
Dalam
lingkungan pendidikan formal, sekolah/ madrasah memegang peranan signifikan
untuk menanamkan nilai-nilai agama dan budipekerti kepada anak didiknya.
Seharusnya pemerintah dalam hal ini Kemendikbud lebih proaktif memberikan
keleluasan dan kesempatan kepada sekolah/ madrasah yang di dalam kurikulumnya
menempatkan standarisasi mental, akhlak, atau budipekerti yang baik sebagai
criteria kelulusan.
Berbicara
tentang mental, akhlak atau budipekerti tentu tidak dapat lepas dari sumber
esensi nilai mental, akhlak atau budipekerti itu berasal. Agama sejak dari
manusia ada disadari memiliki ajaran-ajaran komponen tersebut. Semua agama
menghadirkan sekaligus menuntun doktrin-doktrin kehidupan dan tatacara hidup
baik, perilaku atau akhlak antar sesama manusia dan tatacara menjadi manusia
yang mulia di dunia serta di akhirat.
Hal
termudah untuk memahami sebuah agama tentu dengan mempelajari kitab suci yang
dianut oleh agama tersebut. Berbagai agama samawi dengan berbagai kitab sucinya
telah mengisyaratkan tentang kedatangan seorang reformis, revolusioner yang
mengajarkan umat manusia tentang jalan yang lurus (baca:Islam) dengan
menyampaikan wahyu ilahi kepada umat manusia secara universal. Wahyu ilahi yang
keotentikkannya selalu dijaga Yang Maha Kuasa baik huruf, kalimat, ataupun
penafsirannya. Wahyu ilahi itulah yang berisi tentang Islam, ajaran tauhid,
tatacaara kehidupan baik sebagai pribadi maupun social. Wahyu ilahi itulah yang
kita kenal dengan Al-Qur’an.
Sebagai
firman Allah, Al-Quran hingga saat ini tidak ada yang dapat menandinginya.
Karya sastra dengan gaya bahasa manapun tidak akan mampu bersanding sejajar
dengan Al-Qur’an. Keunikkan susunan huruf, kata, dan kalimat al-Quran dengan
makna sastra tingkat tinggi merupakan sebuah kemukjizatan yang Allah berikan.
Subhanallah.
Seorang cendikiawan
muslim pernah berkata:
“Al-Quran
itu bagaikan sebuah permata yang apa bila anda m
elihat
dari satu sudut, maka permata itu akan memantulkan banyak cahaya yang akan anda
lihat. Akan tetapi mungkin saja orang lain yang melihat dari sudut lainnya ia
akan mendapatkan pantulan cahaya yang lebih banyak dari yang anda dapatkan”.
Semangat
generasi sekarang ini untuk mempelajari al-Qur’an kian memudar. Faktor
sebagaimana dibahas di atas menjadi penyebab utama dari asingnya orang-orang
yang mempelajari al-Qur’an. Bahkan tidak sedikit di lembaga-lembaga pendidikan formal
siswa/I-nya banyak yang tidak mengenal huruf al-Qur’an. Tentu keadaan seperti
ini sangat memperihatinkan semua pihak dan butuh penanganan serius untuk
menanggulanginya.
MTs.
Al-Irfan sebagai lembaga formal berusaha mengobarkan kembali semangat mempelajari
al-Qur’an kepada siswa/I-nya dengan memasukkan pelajaran Baca Tulis Qur’an
(BTQ) sebagai muatan local dalam kurikulum MTs. Al-Irfan. Anjuran untuk
mempelajari al-Qur’an senantiasa diberitahukan kepada siswa/I dan juga orang
tua. Usaha seperti itu telah lama dan secara gradual mampu sedikit mendongkrak
minat siswa/I untuk belajar Al-Qur’an.
Tahun
pelajaran 2015/ 2016 ini MTs. Al-Irfan mengeluarkan inovasi baru dengan membuat
sebuah program yang bertujuan bukan hanya menumbuhkan semangat belajar al-Qur’an,
namun bertujuan mendongkrak “melek”
qur’an kepada siswa/I MTs. Al-Irfan dengan cepat. Quantum Qur’an demikian nama
program yang telah direncanakan oleh guru, komite dan orang tua siswa/I MTs.
Al-Irfan. Dengan metode Quantum Qur’an siswa/I diharapkan mampu membaca qur’an
dalam waktu cepat. Quantum Qur’an juga telah disepakati bersama sebagai salah
satu criteria kenaikan kelas atau kelulusan di MTs. Al-Irfan.
Mudah-mudahan
program Quantum Qur’an berjalan lancar dan mencapai tujuan sebagaimana
diharapkan. Program ini juga diharapkan menjadi program yang berkesinambungan
di MTs. Al-Irfan dan harus terus dikembangkan untuk lebih sempurna.